Thursday 19 June 2014

PP. KH.Zainal Musthafa

PROFIL PONDOK PESANTREN
ASAL PESERTA PBSB

A.      IDENTITAS PONDOK PESANTREN
NSPP                    :   042320626008
Nama Lembaga     :   PP. KH. Zainal Musthafa Sukamanah
Alamat                  :   Kp. Sukamanah Ds. Sukarapih Kec. Sukarame Kab. Tasikmalaya Jawa Barat
Nama Pendiri        :   KH. Zainal Musthafa
Nama Pengasuh    :   KH. Drs. Acep Thahir Fuad


B.      SEJARAH BERDIRINYA PESANTREN
           Zainal Musthafa dilahirkan di Kampung Bageur Desa Cimerah Kecamatan/Kewedanaan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya (sekarang Desa Sukarapih Kec. Sukarame Kab. Tasikmalaya) pada tahun 1901 M. Ibunya bernama Ratmah dan ayahnya bernama  Nawapi. Beliau dikenal dengan nama kecilnya Umri dan Hudaemi. Beliau dibesarkan dalam lingkungan keluarga petani yang taat beragama. Setelah Zainal Musthafa kecil lulus dari Sekolah Rakyat, beliau menimba ilmu di beberapa pesantren, diantaranya: Pesantren Gunung Pari, Cilenga Leuwisari,Sukaraja Garut, Sukamiskin Bandung dan Jamanis Rajapolah. Di Pesantren Gunung Pari beliau dibimbing oleh kakak misannya yang bernama Dimyati yang kemudian dikenal dengan nama K.H. Zainal Muhsin.
           Pada tahun 1927 Zainal Musthafa muda mendirikan sebuah pesantren di Kampung Cikembang dengan nama Pesantren Sukamanah. Nama kampung Cikembang berganti Nama menjadi kampung Sukamanah. Pesantren Sukamanah  didirikan di atas tanah wakaf untuk rumah dan mesjid dari seorang janda dermawan bernama Hj. Juariyah. Sebelumnya, pada tahun 1922 Hj. Juariyah memberikan tanah wakaf yang sama kepada K.H.Zainal Muhsin (pendiri pesantren Sukahideng) di Kampung Bageur. Dalam usia 26 tahun, usia yang sangat muda Zainal Musthafa telah mendirikan pesantren dan menunaikan ibadah haji pada tahun 1928 yang dibiayai pula oleh Hj. Juariyah.
           Pesantren Sukamanah hadir menjadi pesantren yang memiliki santri ± 600-700 orang. Hal ini menimbulkan kecurigaan yang sangat besar bagi pemerintah Belanda pada saat itu, mereka menganggap bahwa pengajian tersebut adalah perkumpulan yang dimaksudkan untuk menyusun kekuatan rakyat Indonesia melawan penjajah. K.H. Zainal Musthafa sering diturunkan dari mimbar oleh kaki tangan pemerintah Belanda dan ditahan di penjara Tasikmalaya bersama K.H. Ruhiyat (Pimpinan Pesantren Cipasung) pada tanggal 17 Nopember 1941 M/27 Syawal 1362 H atas tuduhan menghasut rakyat. Sehari kemudian mereka dipindahkan ke penjara Sukamiskin Bandung dan dibebaskan pada tanggal 10 Januari 1942. K.H. Zainal Musthafa ditangkap kembali dan ditahan di penjara Ciamis  pada akhir Februari 1942 menjelang penyerbuan Jepang ke Jawa, dan dibebaskan oleh seorang kolonel Jepang pada tanggal 31 Maret 1942.
           Meskipun kekuasaan telah berpindah tangan dari kolonial Belanda kepada tentara Jepang,  sikap dan pandangan beliau  terhadap penjajah baru tidak berubah. Kebencian beliau semakin memuncak setelah menyaksikan sendiri kezaliman hamba-hamba Tennohaika Jepang. Beribu-ribu rakyat Indonesia dijadikan romusha, penjualan padi kepada Pemerintah Jepang secara paksa, pemerkosaan terhadap gadis-gadis merajalela, segala partai, ormas dan organisasi nasional dilarang dan setiap pagi rakyat Indonesia diwajibkan saikeirei atau ruku ke arah istana Kaisar Jepang Tokyo. Keteguhan iman beliau tidak tergoyahkan dengan perbuatan saikeirei tersebut, maka beliau bertekad untuk menegakkan kalimatullah dan berjuang menentang kezaliman Jepang meskipun nyawa menjadi taruhannya.
           Peristiwa ‘Pertempuran Sukamanah berdarah’ telah berlalu, K.H. Zainal Musthafa telah berpulang ke Rahmatullah, tinggallah Pesantren Sukamanah yang porak poranda. Hadirlah K.H. Moh. Fuad Muhsin (adik kandung KH.Wahab Muhsin) yang menikah dengan Ny.Siti Shofiyah (salah seorang putri K.H. Zainal Musthafa) mengelola dan membangun kembali Pesantren Sukamanah bersama-sama dengan K.Uha Abdul Aziz (adik kandung K.H. Zainal Musthafa) dan dibantu oleh para santri K.H. Zainal Musthafa yang masih hidup pada tahun 1950. Kemudian pada bulan Desember 1999 K.H. Fuad Muhsin menyerahkan kepemimpinannya  kepada putranya KH.Drs A. Thahir Fuad.Pengelolaan Pesantren Sukamanah dan Sekolah-sekolah yang berada dibawah naungan Yayasan KHZ.Musthafa Sukamanah dibantu oleh seluruh anggota keluarga besar KHZ.Musthafa dan simpatisan sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki.
Sampai saat ini pondok pesantren sukamanah menjadi salah satu pesantren yang berkembang pesat terutama dalam kuantitas santri santriah yang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Ini membuktikan bahwa pesantren sukamanah menjadi salah satu pesantren yang berkembang menjadi sebuah lembaga yang memiliki nilai lebih dengan adanya berbagai lembaga pendidikan formal atau nonformal.

C.      KONDISI LINGKUNGAN PESANTREN
1.      1. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat
Pesantren sukamanah berada dalam sebuah satu kesatuan masyarakat yang menjunjung tinggi semangat perjuangan sebagaimana yang telah dicontohkan oleh KH. Zainal Musthafa. Berbagai kegiatan di pesantren selalu melibatkan peran serta masyarakat, dalam hal ini masyarakat sering menjadi subjek dalam pelaksanaan program pesantren. Sehingga terjadi sebuah sinergi antara pesantren dan masyarakat yang sulit dipisahkan. Masyarakat menjadi salah satu bagian pesantren yang bergerak mengawasi keadaan santri/santriah, sehingga ketika ada segala sesuatu yang berkaitan diluar pesantren masyarakat akan sangat berperan.

2.      2. Kondisi Ekonomi Masyarakat
Masyarakat sekitar pesantren mayoritas merupakan masyarakat kelas menegah yang bergantung pada pertanian sawah ( petani ) dan sebagai wirausaha. Hanya ada beberapa keluarga yang bergerak dalam bidang pendidikan ( sebagai pengajar ) baik formal atau nonformal. Dan secara umum, kondisi ekonomi masyarakat sekitar pesantren dikategorikan mayoritas masyarakat kelas menengah.

D.      PROFIL PESANTREN
1.       1. Pimpinan/Kyai
Pimpinan pesantren periode sekarang adalah KH. Acep Thahir Fuad, beliau merupakan salah satu cucu dari pendiri pondok pesantren sukamanah KH. Zainal Musthafa. Beliau adalah putra pertama dari KH. Fuad Muhsin, salah satu menantu KH. Zainal Musthafa. Semenjak kecil beliau belajar di pesantren ( sukamanah dan sukahideng ) sampai beranjak dewasa dan menempuh pendidikan formal di sekitar tasikmalaya. Dari semenjak kecil beliau diajarkan nilai kepesantrenan dan perjuangan sebagimana yang telah dicontohkan oleh KH. Zainal Musthafa. Semenjak menjadi pimpinan, sikap beliau sangat santun dan ramah terhadap seluruh elemen pesantren dan sangat dihormati. Sikap beliau yang ramah dan sangat dekat dengan santri membuat beliau menjadi seorang yang disegani dan dihormati.

2.       2. Santri
Kondisi santri di pesantren sukamanah dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlah peminatnya, tidak hanya dari daerah tasik melainkan dari berbagai kota, provinsi bahkan sampai dari luar dengan berbagai kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang beragam. Semua menjadi satu kesatuan dengan dasar bahwa santri pada dasarnya penuh kesederhanaan dan belajar untuk menjadi seseorang yang merasa cukup dengan apa yang ada. Pada dasarnya kebanyakan santri yang mondok dengan berbagai kepribadian, sehingga pesantren menjadi salah satu tempat untuk mempersatukan hal itu dan membentuk pribadi yang lebih baik sesuai dengan apa yang telah dicontohkan Nabi Muhammad saw.

3.       3. Musholla/Masjid
Kondisi mesjid dipesantren semakin berkembang, sempat memakai mesjid sebelum direnovasi, karena perkembangan jumlah santri yang semakin bertambah mesjid mengalami renovasi yakni perluasan dan peningkatan lantai. Selain sebagai tempat beribadah kegiatan di mesjid digunakan pula sebagai tempat untuk mengkaji berbagai kitab, pengajian mingguan masyarakat, dan berbagai kegiatan terkait dengan keagamaan dan kegiatan santri.

4.       4. Asrama
Asrama di pondok pesantren sukamanah berjumlah dua, asrama al-manba ( santri ) dan asrama al-muna ( santriah ). Setelah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan jumlah santri dan santriah maka asrama juga mengalami renovasi dari tahun ke tahun. Asrama putra pada awalnya mempunyai dua lantai sekarang dalam proses pembangunan lantai ketiga. Begitu juga asrama al-muna mengalami penambahan beberapa bagian untuk memenuhi kebutuhan jumlah santriah yang semakin bertambah. Aktifitas yang sering dilakukan pada dasarnya dilakukan sebagai tempat belajar kelompok antar santri/santriah.

5.       5. Pengajian Kitab Kuning
Pengajian kitab kuning di pondok pesantren sukamanah dilaksanakan pada; ba’da shubuh, ba’da magrib, ba’da isya dan ba’da shubuh. Kitab yang dikaji sesuai dengan marhalah santri/santriah yang meliputi nahwu, sharaf, tauhid, fiqih dll. Pengajian dilakukan dengan metode ceramah oleh ustadz yang disertai dengan tanya jawab terkait materi yang dikaji.

6.       6. Aktivitas Pendidikan
Pondok pesantren sukamanah berada di lembaga pendidikan KH. Zainal Musthafa yang disekitarnya meliputi pendidikan MI, MTsN, SMP, MAN dan SMA. Aktifitas ini dilaksanakan dari mulai pagi hingga siang menjelang sore. Kegiatan pendidikan dilakukan terpisah dengan kegiatan pengajian kitab kuning di pondok pesantren, antara pendidikan di jenjang sekolah dan di pesantren berimbang dalam satu kesatuan. Pendidikan di formal saling melengkapi pendidikan yang dilaksanakan di pondok pesantren. Berbagai kegiatan dilakukan di lembaga formal yang menunjang kegiatan santri/santriah berkembang di berbagai bidang di luar pendidikan di pesantren.

7.       7. Aktivitas Ekonomi
Tidak ada sumber pendapatan yang paling aktif di pesantren, namuan aktifitas ekonomi di pesantren secara umum belum begitu terlihat nampak dan nyata. Kegiatan ini belum terlalu berkembang di pesantren, hanya ada beberapa kegiatan yakni berupa jasa isi ulang air minum, peternakan dan berbagai macam ikan. Aktifitas ekonomi yang terlihat paling dominan di pesantren adalah koperasi yang menyediakan berbagai kebutuhan bagi santri/santriah dari mulai peralatan sehari-hari sampai jajanan ringan.

8.       8. Aktivitas Lain
Kegiatan lain dilaksanakan di pesantren lain adalah berbagai kegiatan yang menyangkut gotong royong dalam berbagai kegiatan pembangunan ( misal ), kegiatan olahraga mingguan dan berbagai kegiatan kesenian. Pada dasarnya aktifitas yang tidak melanggar aturan dan membuat santri/santriah tidak merasa bosan dengan kegiatan rutinan.

E.       POTENSI PENGEMBANGAN
Pesantren yang berada di daerah yang strategis dalam bidang pertanian dan perikanan, karena di sekitar pesantren terdapat beberapa kolam dan ladang yang bisa dimanfaatkan sebagai lahan pengembangan pesantren. Pengurus pesantren yang mayoritas masih mengenyam bangku kuliah ketika tidak ada perkuliahan dapat melakukan berbagai kegiatan yang lebih bermanfaat misal : pengembangan perikanan dan peternakan. Selain itu pesantren sukamanah dari tahun ke tahun pengurus dan atau tenaga pengajar semakin berkurang, jadi dalam pemanfaatan ini diperlukan beberapa tenaga pendidik untuk berbagai bidang di pesantren sehingga apa yang akan dikembangan bisa terwujud dengan maksimal.


F.       LAMPIRAN FOTO

Read more » 1 comments

Copyright © CORET-CORETAN 2013

Template By assaul