Thursday 22 May 2014

Book Report - Keteladanan Anjing

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Garis Besar Isi Buku
Buku yang berjudul ″10 Sifat Keteladanan Anjing″ ini disusun oleh Drs. M. Nipan Abdul Halim yaitu ditujukan sebagai salah satu bahan kontribusi dalam rangka meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. dalam penyusunannya buku ini dipaparkan dengan sedikit uraian praktis dan sederhana, sehingga diharapkan pembaca akan lebih mudah memahami konten dan maksud buku ini.
Secara umum, buku yang dikaji ini adalah analisis mengenai sebuah hikmah penciptaan salah satu makhluk Allah swt. yang dikenal dengan “anjing”, binatang yang dipandang menakutkan, mengerikan dan dikategorikan sebagai najis mughaladzah. Meskipun demikian, anjing merupakan salah satu makhluk yang Allah swt. ciptakan ke muka bumi, dan segala sesuatu yang ada di bumi ini tentulah mempunyai manfaat tersendiri bagi manusia pada umumnya dan bagi kaum muslimin pada khususnya. Ungkapan segala sesuatu yang ada di bumi tentulah termasuk anjing di dalamnya. Pemanfaatan rahasia penciptaannya, kehidupan sehari-hari dan sifat keteladanannya dapat dijadikan bahan pelajaran, bahan penelitian, pemanfaatan keimanan dan sebagai penunjang kehidupan rohani. Dalam buku yang berjudul “10 Sifat Keteladanan Anjing“ ini dipaparkan berbagai kemanfaatan ( hikmah ) dari anjing yang mudah-mudahan memberikan ilmu lebih dan membukakan fikiran setiap orang bahwa segala sesuatu yang Allah swt. ciptakan tidak sia-sia pasti dibalik semua penciptaan itu ada hikmah yang mesti dipelajari, dihayati dan ditafakuri.
 
B.  Permasalahan Inti
Secara umum, kebanyakan dari manusia bahkan orang muslim sendiri tidak mengetahui secara jelas bahwa dalam penciptaan seekor anjing memiliki berbagai hikmah yang bisa dipelajari darinya. Beberapa permasalahan inti terkait buku yang dikaji adalah sebagai berikut:
1.    Apa saja hikmah dari penciptaan anjing untuk manusia ?
2.    Mengapa harus mengambil hikmah dari penciptaan anjing ?


BAB II
INTISARI BUKU

Kaum muslimin tentunya mengimani bahwa anjing merupakan salah satu binatang yang mengandung najis dalam hal ini dikatakan najis mugholadzah. Najis yang paling berat dan cara mensucikannya adalah dengan tujuh kali dibasuh dengan air dan salah satunya dengan debu. Meskipun pada dasarnya anjing najis, namun ia  merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah swt. Dan pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan tidak akan terlepas dan pasti mempunyai manfaat yang perlu diambil pelajaran oleh manusia pada umumnya dan kaum muslimin pada khusunya. Sehingga ini akan kembali kepada pribadi masing-masing, mampu atau tidak, mau atau tidak dalam mengambil manfaat itu.
Sehubungan dengan itu, pemanfaatan anjing selain sebagai hewan pelacak di kepolisian, ia pun dapat diambil manfaatnya dengan dipelajari, diamati rahasia keteladanannya dalam berbagai aspek. Dan berikut merupakan beberapa manfaat yang dapat diambil dari adanya perumpaan berupa anjing, diantaranya yang dikemukakan oleh Syekh Muhammad Nawawi Al Jawi, ulama besar putra Indonesia yang sempat menjadi imam besar mekah selama beberapa tahun, menjelaskan bahwa dalam penciptaan anjing ternyata memiliki beberapa sifat keteladanan yang patut dipelajari, diamati dan diamalkan. Hal ini beliau kemukakan dalam salah satu karyanya yang berjudul “Syarhu Kaasyifatus Sajaa ‘alaa Safiinatin Najaa fii Ushuulid Diini Wal Fiqhi” dalam sub pembahasan hikmah Sebagai berikut:
1.        Gemar Mengosongkan Perut
Sifat keteladanan anjing pertama ini adalah gemar mengosongksn perut. Sifat ini termasuk salah satu sifat orang shaleh, orang-orang yang senantiasa berusaha berbuat yang terbaik bagi kehidupannya. Pada dasarnya kebiasaan  setiap binatang rakus terhadap makanan, berbeda dengan anjing yang gemar mengosongkan perutnya jelas hal ini tidak didasarkan pada kemampuan akalnya untuk mengatur makanan yang masuk, melainkan atas instingnya belaka. Dengan kata lain dia bertindak seperti itu karena ditakdirkan demikian. Allah swt. meciptakan makhluk yang dikatakan najis mughaladzah ini dengan kehinaan yang nampak menjijikan, disatu sisi Allah swt. memberikan keistimewaan padanya. Umat islam diperintahkan untuk tidak berlebihan baik dalam makan, minum, berpakaian hal ini didasarkan pada firman Allah swt. :
۞يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمۡ عِندَ كُلِّ مَسۡجِدٖ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ ٣١
Artinya : “ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. “ ( Q.S Al-‘Araf : 31 )
Ayat ini jelas menunjukan kepada seluruh anak adam, anjing tidak termasuk tapi kenapa anjing nampaknya justru lebih memahami ketimbang anak adam ? buktinya mereka tidak berlebihan dalam makan, dan jarang mendengar anjing yang perutnya buncit karena makan berlebih, bagaimana dengan manusia ?

2.        Tidak tidur malam kecuali sedikit
Sifat keteladanan anjing yang kedua adalah tidak tidur malam kecuali sedikit atau sebentar. Dan sifat demikian merupakan salah satu sifat dari orang-orang yang membiasakan shalat tahajud. Dengan mengetahui dan mempelajari salah satu tanda kekuasaan Allah swt. yakni dalam diciptakannya binatang berupa anjing dengan segala keistimewaan termasuk keteladanannya dalam menyedikitkan tidur malam, sudah sepantasnya umat islam tergugah hatinya dan bangkit untuk mencoba agar jangan sampai kalah dengan anjing yang hina dan tak berakal.

3.        Bertetap hati pada tuannya
Keteladanan anjing yang ketiga adalah bertetap hati pada tuannya. Kalaupun seekor anjing itu diusir seribu kali dalam sehari, ia tak bakalan hengkang dari pintu rumah tuannya. Sifat keteladanan itu merupakan salah satu sifat orang sidik. Orang sidik yang memiliki keteguhan iman yang kuat, tak mudah goyah oleh rayuan setan, tak mudah rapuh oleh cobaan dan tak mudah bergeser oleh bujukan yang menyesatkan. Seekor anjing yang dipelihara oleh tuannya, ketika hidupnya dipelihara, dicukupi kehidupannya, dikasihi oleh tuannya. Kemudian ia pun bertetap hati hanya tuannya itulah yang mesti dipertuan pantang mempertuan selainnya. Maka tentulah sebagai seorang yang beriman hendaknya tidak mau kalah dengan anjing. Wajib merasa dipelihara, dicukupi kebutuhan, dan dikasi oleh Allah swt. Dan sudah sepatutnya wajib bertetap hati hanyalah Allah swt. yang wajib dipertuhan, pantang mempertuhan selain-Nya.

4.        Zuhud
Sifat keteladanan anjing yang keempat adalah pantang meninggalkan warisan setelah kematiannya. Hal ini merupakan salah satu ciri orang yang zuhud. Dalam perkembangannya tidak pernah didengar anjing mempunyai peradaban, apalagi kebudayaan, perkembangan yang statis, lebih jauh lagi memiliki ahli waris sebagaimana manusia. Berbeda dengan manusia yang diperintahkan untuk memberikan bekal yang cukup bagi kelangsungan hidup keturunannya. Sehingga anak keturunan yang ditinggalkan tidak menjadi generasi yang lemah, kelemahan yang bisa berupa, lemah harta, wawasan, ekonomi dll.
Zuhud yang dimiliki seekor anjing diperlihatkan oleh kehidupannya yang pantang menimbun harta, apalagi menumpuk-numpuk kekayaan demi warisan keturunannya, tidak mencintai dunia secara berlebihan. Kebutuhan dunia hanya diperjuangkan sebagaimana mestinya, demi kecukupan hidup sehari-hari. Maka sikap demikianlah yang sepantasnya diteladani, mengingat petunjuk Allah swt. dan Rasulnya banyak mengisyaratkan demikian.

5.        Pantang bergaya hidup mewah
Sifat keteladanan yang kelima adalah senantiasa merasa puas mesti harus menempati tempat yang paling hina di bumi ini. Dan sifat demikian merupakan salah satu tanda orang yang ridha terhadap ketentuan Allah swt. Dengan meneladani sifat anjing ini seorang muslim mampu menyikapi ketentuan Allah swt. atas dirinya dengan suka hati dan ridha. Sehingga tak pernah menyesali takdirnya meskipun di tempat-tempat yang tidak disukai, tak pernah dengki kepada siapapun atas nasibnya yang demikian. Pantaslah manusia bisa berkaca akan kehidupan anjing yang demikian tidak menyesali melainkan mensyukuri atas karunia yang telah Allah swt. berikan, bukan dengan terus meratapi, menyesali dan mengabaikan akan ni’mat yang telah diberikan.

6.        Berakhlak masa kini
Sifat keteladanan yang keenam adalah memandangi setiap orang yang memandanginya samapai dilemparkan sesuap makanan kepadanya. Dan sifat yang demikian termasuk dari akhlak manusia masa kini. Berakhlak masa kini dalam hal ini diartikan manusia pada dasarnya membutuhkan keberadaan orang lain, terlebih pihak yang lebih tinggi derajatnya. Bagi kaum muslimin yang sudah tentu pandangan mata hati kepada sang pemilik segala sesuatu, pastilah akan memandangi manusia dengan kasih sayang berkenan melimpahkan apa yang kita harapkan. Dengan membalas pandangan-Nya berupa mengingat-Nya sampai mencurahkan ridha-Nya, mak Allah swt. pun tidak akan membiarkan dalam kesendirian dan kekurangan.

7.        Pantang dendam pada tuannya
Sifat keteladanan ketujuh adalah pantang dendam terhadap tuannya. Kalaupun diusir dan dilempari batu, ia tak akan marah dan menaruh dendam. Dan yang demikian merupakan salah satu sikap orang yang benar-benar mencintai Allah swt. dan sangat merindukann-Nya. Dengan perumpamaan anjing yang tetap setia dan tidak menaruh dendam akan perlakuan majikannya, begitu juga manusia sepatutnya merasa ridha atas apa yang Allah swt. limpahkan kepadanya, tetap setia dan tidak menaruh dendam. Bahkan seorang yang mencintai dan merindukan Allah swt. akan senantiasa mensyukuri dengan sebenar-benarnya syukur dan segala cobaan yang menimpanya disikapi dengan penuh kesabaran.
  
8.        Pantang mempertahakan status quo (keadaan)
Sifat keteladanan yang kedelapan adalah pantang mempertahankan status quo, ia tidak menghendaki kemapanan diri yang berkepanjangan. Ketika tempat tinggalnya ditempati oleh yang lain, ia rela menyingkir dan mencari tempat tinggal yang baru. Tindakan demikian adalah termasuk sebagian tindakan orang yang terpuji. Apa yang dilakukan anjing dengan mempertahankan keadaan adalah sebagai dalih sangat menyadari kekurangannya, sehingga ketika muncul pihak lain yang lebih kompeten, segera ia serahkan posisi yang sebelumnya diduki kepada pihak tersebut. Diserahkan dengan tulus dan memilih tempat lain yang dianggap lebih tepat dengan posisi dan keadaannya yang baru. Manusia yang sangat bersikukuh mempertahankan status kemapanan baik di bidang ekonomi, politik, jabatan politik atau bidang yang lain sudah seharusnya berkaca pada kehidupan anjing, sehingga pada dasarnya manusia dituntut untuk tidak mempertahankan kemapanannya dengan berlebihan.

9.        Berpuas hati atas setiap pemberian
Sifat keteladanan kesembilan adalah berpuas hati atas setiap pemberian, sehingga apabila diberi makanan oleh seseorang di suatu tempat, ia akan memakannya dengan lahap dan menginap sejenak di tempat itu. Sifat yang demikian merupakan salah satu tanda orang yang bersifat qana’ah. Jikalau anjing berterima kasih dengan cara demikian, maka kaum muslim diajarkan supaya menggunakan ni’mat Allah swt. dengan sebaik-baiknya pada jalan yang diridhai-Nya, mensyukuri dengan lebih taat dalam melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

10.    Bertawakkal
Sifat keteladanan yang kesepuluh adalah tawakkal, kemanapun ia pergi pantang membawa bekal dan tidak persiapan berlebihan dalam menyiapkan perjalanannya. Hal ini mengajarkan kepada umat muslim supaya memiliki sifat tawakkal atau berserah diri kepada Allah swt. Tentunya dalam hal ini tidak melupakan usaha dan sungguh-sungguh dalam berihktiar berserah diri kepada Allah swt. Umat islam wajib berserah diri kepada Allah swt. disertai dengan usaha dan ihktiar sesuai dengan kemampuan masing-masing.
 

BAB III
PENUTUP

A.  Analisis dan Pembahasan
Dalam buku ini dijelaskan bahwa keteladanan anjing ini sangat luar biasa sehingga menjadi bahan kontribusi dalam rangka meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. pemaparannya dijelaskan dengan sedikit uraian praktis dan sederhana sehingga memudahkan untuk membacanya. Uraian dalam menjelaskan keteladanan anjing ini dijelaskan dengan disertai keterangan dan berbagai dalil yang memperkuat, mendukung dan berkaitan dengan topik yang dijelaskan. Meskipun pada dasarnya penjelasan yang dipaparkan masih sedikit menggunakan bahasa yang cukup mudah, namun inti dari topik yang dijelaskan dapat difahami dengan mudah. Dalam hal ini, pembaca diuntungkan dengan tampilan yang sederhana dan penjelasan yang singkat dan padat.
Keberadaan anjing yang dikenal manusia pada khususnya hanya dipandang sebagai makhluk najis, makhluk yang menjijikan dan jauh tidak membayangkan manfaat dan keteladanan yang dapat diambil. Sudah barang tentu kesan anjing sering dikenal dengan makhluk yang garang, sangar, menakutkan dan jauh dari sifat binatang lain yang lebih baik darinya. Dalam sudut pandang lain, mengenai keberadaan anjing di dunia pasti ada sesuatu hikmah yang mesti diambil keteladanannya. Dalam Al-quran surat Al-baqarah ayat 29 disebutkan :
هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا ... ٢٩    
Artinya : “ Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”
Ungkapan “segala sesuatu yang ada dibumi” tentulah termasuk anjing didalamnya. Maka secara jelas dapat diambil manfaatnya, dengan jalan pandai-pandai dalam mengambil kemanfaatan darinya.
Sehubungan dengan itu, maka pemanfaatan anjing selain sebagai pendukung keamanan dan dijadikan hewan pelacak bagi kepolisian, ia pun dapat diambil hikmahnya dengan cara mengambil rahasia keteladanannya atau rahasia kemanfaatan lainnya. Setidaknya ia merupakan perumpamaan yang hak dari Allah swt. dan menjadikan salah satu pelajaran yang menyebabkan orang-orang beriman mendapat petunjuk.
Pengambilan anjing dalam menggali keteladanan pada dasarnya tidak terlalu baik dan bijak, namun beranjak dari ayat sebelumnya bahwa semua yang ada di muka bumi diciptakan untuk kelangsungan hidup manusia dan sudah tentu memiliki manfaat dan keteladanan yang patut diambil hikmahnya oleh setiap manusia. Kita tahu bawha dalam Al-quran dikisahkan mengenai anjing yang dikenal sebagai “Ashabul Kahfi”, anjing yang senantiasa taat dan patuh terhadap majikannya dan tidak membantah akan seluruh perintah majikannya, yang pada akhirnya dijelaskan bahwa satu-satunya anjing yang masuk surga adalah anjing ashabul kahfi. Belajar dari anjing ashabul kahfi sudah barang tentu orang yang berfikir akan selalu berusaha mencari rahasia dibalik penciptaan dan kehidupan makhluk Allah swt.

B.  Kesimpulan
Beberapa hikmah dari penciptaan anjing yang dapat diambil hikmahnya oleh setiap orang adalah sebagagai berikut ; Gemar mengosongkan perut, Tidak tidur malam kecuali sedikit, bertetap hati pada tuannya, zuhud, pantang bergaya hidup mewah, berakhlak masa kini, pantang mendendam tuannya, pantang mempertahankan status quo, puas hati atas setiap pemberian, dan bertawakkal.

Makhluk yang dinamakan anjing juga merupakan ciptaan Allah swt. dan setiap makhluk yang diciptakan pada intinya mempunyai manfaat dan hikmah yang ada dan mesti dipelajari oleh manusia. Karena anjing identik dengan makhluk yang mengerikan, menjijikan dan tidak disukai banyak orang. Maka akan jarang orang yang belajar dari kehidupan anjing itu sendiri sehingga disini penulis memunculkan keteladanan anjing sebagai topik pembahasan dalam buku yang beliau tulis.

Sumber : 10 sifat keteladanan anjing oleh Drs. M. Nipan Abdul Halim


Read more »

0 comments:

Post a Comment

Copyright © CORET-CORETAN 2013

Template By assaul