PROFIL PONDOK PESANTREN
ASAL PESERTA PBSB
A.
IDENTITAS PONDOK PESANTREN
NSPP : 042320626008
Nama Lembaga : PP. KH. Zainal Musthafa Sukamanah
Alamat : Kp. Sukamanah Ds. Sukarapih Kec. Sukarame Kab.
Tasikmalaya Jawa Barat
Nama Pendiri : KH. Zainal Musthafa
Nama Pengasuh : KH. Drs. Acep Thahir Fuad
B. SEJARAH BERDIRINYA PESANTREN
Zainal Musthafa dilahirkan di Kampung Bageur Desa Cimerah
Kecamatan/Kewedanaan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya (sekarang Desa Sukarapih
Kec. Sukarame Kab. Tasikmalaya) pada tahun 1901 M. Ibunya bernama Ratmah dan
ayahnya bernama Nawapi. Beliau dikenal dengan nama kecilnya Umri dan
Hudaemi. Beliau dibesarkan dalam lingkungan keluarga petani yang taat beragama.
Setelah Zainal Musthafa kecil lulus dari Sekolah Rakyat, beliau menimba ilmu di
beberapa pesantren, diantaranya: Pesantren Gunung Pari, Cilenga
Leuwisari,Sukaraja Garut, Sukamiskin Bandung dan Jamanis Rajapolah. Di
Pesantren Gunung Pari beliau dibimbing oleh kakak misannya yang bernama Dimyati
yang kemudian dikenal dengan nama K.H. Zainal Muhsin.
Pada tahun 1927 Zainal Musthafa muda mendirikan sebuah
pesantren di Kampung Cikembang dengan nama Pesantren Sukamanah. Nama kampung
Cikembang berganti Nama menjadi kampung Sukamanah. Pesantren Sukamanah
didirikan di atas tanah wakaf untuk rumah dan mesjid dari seorang janda
dermawan bernama Hj. Juariyah. Sebelumnya, pada tahun 1922 Hj. Juariyah
memberikan tanah wakaf yang sama kepada K.H.Zainal Muhsin (pendiri pesantren
Sukahideng) di Kampung Bageur. Dalam usia 26 tahun, usia yang sangat muda
Zainal Musthafa telah mendirikan pesantren dan menunaikan ibadah haji pada
tahun 1928 yang dibiayai pula oleh Hj. Juariyah.
Pesantren Sukamanah hadir menjadi pesantren yang memiliki
santri ± 600-700 orang. Hal ini menimbulkan kecurigaan yang sangat besar bagi
pemerintah Belanda pada saat itu, mereka menganggap bahwa pengajian tersebut
adalah perkumpulan yang dimaksudkan untuk menyusun kekuatan rakyat Indonesia
melawan penjajah. K.H. Zainal Musthafa sering diturunkan dari mimbar oleh kaki
tangan pemerintah Belanda dan ditahan di penjara Tasikmalaya bersama K.H.
Ruhiyat (Pimpinan Pesantren Cipasung) pada tanggal 17 Nopember 1941 M/27 Syawal
1362 H atas tuduhan menghasut rakyat. Sehari kemudian mereka dipindahkan ke
penjara Sukamiskin Bandung dan dibebaskan pada tanggal 10 Januari 1942. K.H.
Zainal Musthafa ditangkap kembali dan ditahan di penjara Ciamis pada
akhir Februari 1942 menjelang penyerbuan Jepang ke Jawa, dan dibebaskan oleh
seorang kolonel Jepang pada tanggal 31 Maret 1942.
Meskipun kekuasaan telah berpindah tangan dari kolonial
Belanda kepada tentara Jepang, sikap dan pandangan beliau terhadap
penjajah baru tidak berubah. Kebencian beliau semakin memuncak setelah
menyaksikan sendiri kezaliman hamba-hamba Tennohaika Jepang. Beribu-ribu rakyat
Indonesia dijadikan romusha, penjualan padi kepada Pemerintah Jepang
secara paksa, pemerkosaan terhadap gadis-gadis merajalela, segala partai, ormas
dan organisasi nasional dilarang dan setiap pagi rakyat Indonesia
diwajibkan saikeirei atau ruku ke arah istana Kaisar Jepang Tokyo. Keteguhan
iman beliau tidak tergoyahkan dengan perbuatan saikeirei tersebut,
maka beliau bertekad untuk menegakkan kalimatullah dan berjuang
menentang kezaliman Jepang meskipun nyawa menjadi taruhannya.
Peristiwa ‘Pertempuran Sukamanah berdarah’ telah berlalu,
K.H. Zainal Musthafa telah berpulang ke Rahmatullah, tinggallah Pesantren
Sukamanah yang porak poranda. Hadirlah K.H. Moh. Fuad Muhsin (adik kandung
KH.Wahab Muhsin) yang menikah dengan Ny.Siti Shofiyah (salah seorang putri K.H.
Zainal Musthafa) mengelola dan membangun kembali Pesantren Sukamanah
bersama-sama dengan K.Uha Abdul Aziz (adik kandung K.H. Zainal Musthafa) dan
dibantu oleh para santri K.H. Zainal Musthafa yang masih hidup pada tahun 1950.
Kemudian pada bulan Desember 1999 K.H. Fuad Muhsin menyerahkan
kepemimpinannya kepada putranya KH.Drs A. Thahir Fuad.Pengelolaan
Pesantren Sukamanah dan Sekolah-sekolah yang berada dibawah naungan Yayasan
KHZ.Musthafa Sukamanah dibantu oleh seluruh anggota keluarga besar KHZ.Musthafa
dan simpatisan sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki.
Sampai saat ini pondok
pesantren sukamanah menjadi salah satu pesantren yang berkembang pesat terutama
dalam kuantitas santri santriah yang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Ini
membuktikan bahwa pesantren sukamanah menjadi salah satu pesantren yang
berkembang menjadi sebuah lembaga yang memiliki nilai lebih dengan adanya
berbagai lembaga pendidikan formal atau nonformal.
C. KONDISI LINGKUNGAN PESANTREN
1. 1. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat
Pesantren sukamanah berada dalam sebuah
satu kesatuan masyarakat yang menjunjung tinggi semangat perjuangan sebagaimana
yang telah dicontohkan oleh KH. Zainal Musthafa. Berbagai kegiatan di pesantren
selalu melibatkan peran serta masyarakat, dalam hal ini masyarakat sering
menjadi subjek dalam pelaksanaan program pesantren. Sehingga terjadi sebuah
sinergi antara pesantren dan masyarakat yang sulit dipisahkan. Masyarakat
menjadi salah satu bagian pesantren yang bergerak mengawasi keadaan
santri/santriah, sehingga ketika ada segala sesuatu yang berkaitan diluar
pesantren masyarakat akan sangat berperan.
2. 2. Kondisi Ekonomi Masyarakat
Masyarakat sekitar pesantren mayoritas
merupakan masyarakat kelas menegah yang bergantung pada pertanian sawah (
petani ) dan sebagai wirausaha. Hanya ada beberapa keluarga yang bergerak dalam
bidang pendidikan ( sebagai pengajar ) baik formal atau nonformal. Dan secara
umum, kondisi ekonomi masyarakat sekitar pesantren dikategorikan mayoritas masyarakat
kelas menengah.
D. PROFIL PESANTREN
1. 1. Pimpinan/Kyai
Pimpinan pesantren periode sekarang
adalah KH. Acep Thahir Fuad, beliau merupakan salah satu cucu dari pendiri
pondok pesantren sukamanah KH. Zainal Musthafa. Beliau adalah putra pertama
dari KH. Fuad Muhsin, salah satu menantu KH. Zainal Musthafa. Semenjak kecil
beliau belajar di pesantren ( sukamanah dan sukahideng ) sampai beranjak dewasa
dan menempuh pendidikan formal di sekitar tasikmalaya. Dari semenjak kecil
beliau diajarkan nilai kepesantrenan dan perjuangan sebagimana yang telah
dicontohkan oleh KH. Zainal Musthafa. Semenjak menjadi pimpinan, sikap beliau
sangat santun dan ramah terhadap seluruh elemen pesantren dan sangat dihormati.
Sikap beliau yang ramah dan sangat dekat dengan santri membuat beliau menjadi
seorang yang disegani dan dihormati.
2. 2. Santri
Kondisi santri di pesantren sukamanah
dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlah peminatnya, tidak hanya dari
daerah tasik melainkan dari berbagai kota, provinsi bahkan sampai dari luar
dengan berbagai kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang beragam. Semua menjadi
satu kesatuan dengan dasar bahwa santri pada dasarnya penuh kesederhanaan dan
belajar untuk menjadi seseorang yang merasa cukup dengan apa yang ada. Pada
dasarnya kebanyakan santri yang mondok dengan berbagai kepribadian, sehingga
pesantren menjadi salah satu tempat untuk mempersatukan hal itu dan membentuk
pribadi yang lebih baik sesuai dengan apa yang telah dicontohkan Nabi Muhammad
saw.
3. 3. Musholla/Masjid
Kondisi mesjid dipesantren semakin
berkembang, sempat memakai mesjid sebelum direnovasi, karena perkembangan
jumlah santri yang semakin bertambah mesjid mengalami renovasi yakni perluasan
dan peningkatan lantai. Selain sebagai tempat beribadah kegiatan di mesjid
digunakan pula sebagai tempat untuk mengkaji berbagai kitab, pengajian mingguan
masyarakat, dan berbagai kegiatan terkait dengan keagamaan dan kegiatan santri.
4. 4. Asrama
Asrama di pondok pesantren sukamanah
berjumlah dua, asrama al-manba ( santri ) dan asrama al-muna ( santriah ).
Setelah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan jumlah santri dan santriah
maka asrama juga mengalami renovasi dari tahun ke tahun. Asrama putra pada
awalnya mempunyai dua lantai sekarang dalam proses pembangunan lantai ketiga.
Begitu juga asrama al-muna mengalami penambahan beberapa bagian untuk memenuhi
kebutuhan jumlah santriah yang semakin bertambah. Aktifitas yang sering
dilakukan pada dasarnya dilakukan sebagai tempat belajar kelompok antar santri/santriah.
5. 5. Pengajian Kitab Kuning
Pengajian kitab kuning di pondok pesantren
sukamanah dilaksanakan pada; ba’da shubuh, ba’da magrib, ba’da isya dan ba’da
shubuh. Kitab yang dikaji sesuai dengan marhalah santri/santriah yang meliputi
nahwu, sharaf, tauhid, fiqih dll. Pengajian dilakukan dengan metode ceramah
oleh ustadz yang disertai dengan tanya jawab terkait materi yang dikaji.
6. 6. Aktivitas Pendidikan
Pondok pesantren sukamanah berada di
lembaga pendidikan KH. Zainal Musthafa yang disekitarnya meliputi pendidikan
MI, MTsN, SMP, MAN dan SMA. Aktifitas ini dilaksanakan dari mulai pagi hingga
siang menjelang sore. Kegiatan pendidikan dilakukan terpisah dengan kegiatan
pengajian kitab kuning di pondok pesantren, antara pendidikan di jenjang
sekolah dan di pesantren berimbang dalam satu kesatuan. Pendidikan di formal
saling melengkapi pendidikan yang dilaksanakan di pondok pesantren. Berbagai
kegiatan dilakukan di lembaga formal yang menunjang kegiatan santri/santriah
berkembang di berbagai bidang di luar pendidikan di pesantren.
7. 7. Aktivitas Ekonomi
Tidak ada sumber pendapatan yang paling
aktif di pesantren, namuan aktifitas ekonomi di pesantren secara umum belum
begitu terlihat nampak dan nyata. Kegiatan ini belum terlalu berkembang di
pesantren, hanya ada beberapa kegiatan yakni berupa jasa isi ulang air minum,
peternakan dan berbagai macam ikan. Aktifitas ekonomi yang terlihat paling
dominan di pesantren adalah koperasi yang menyediakan berbagai kebutuhan bagi
santri/santriah dari mulai peralatan sehari-hari sampai jajanan ringan.
8. 8. Aktivitas Lain
Kegiatan lain dilaksanakan di pesantren
lain adalah berbagai kegiatan yang menyangkut gotong royong dalam berbagai
kegiatan pembangunan ( misal ), kegiatan olahraga mingguan dan berbagai
kegiatan kesenian. Pada dasarnya aktifitas yang tidak melanggar aturan dan
membuat santri/santriah tidak merasa bosan dengan kegiatan rutinan.
E. POTENSI PENGEMBANGAN
Pesantren yang berada
di daerah yang strategis dalam bidang pertanian dan perikanan, karena di
sekitar pesantren terdapat beberapa kolam dan ladang yang bisa dimanfaatkan
sebagai lahan pengembangan pesantren. Pengurus pesantren yang mayoritas masih
mengenyam bangku kuliah ketika tidak ada perkuliahan dapat melakukan berbagai
kegiatan yang lebih bermanfaat misal : pengembangan perikanan dan peternakan.
Selain itu pesantren sukamanah dari tahun ke tahun pengurus dan atau tenaga pengajar
semakin berkurang, jadi dalam pemanfaatan ini diperlukan beberapa tenaga
pendidik untuk berbagai bidang di pesantren sehingga apa yang akan dikembangan
bisa terwujud dengan maksimal.
F. LAMPIRAN FOTO