Wednesday 17 April 2013

Masalah Belajar



Dalam seluruh proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui kegiatan belajar. Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah laku (baik dalam kognitif, af'ektif, maupun psikomotor) untuk memperoleh respons yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.
Dalam kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil, memilih metode dan alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri, masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan sebagainya.
Keberhasilan belajar siswa/mahasiswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
a. Faktor Internal
Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi siswa agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu meliputi fisik dan psikis. Yang termasuk faktor fisik, di antaranya: nutrisi (gizi makanan), kesehatan dan keberfungsian fisik (terutama pancaindera). Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa konsentrasi. Penyakit juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, apabila penyakit itu bersifat kronis atau terus menerus dan mengganggu kenyamanan. Pancaindera pun sangat berpengaruh terhadap belajar, karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi dari luar. Oleh karena itu, pemeliharaan yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang masuk faktor psikis di antaranya adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan suasana emosi. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan, maka kemungkinan besar individu akan mengalami kesulitan belajar.
Menurut W.H. Burton (Syamsu Yusuf LN dkk., 1992) faktor internal yang mengakibatkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut.

Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental: kurangnya kemampuan mental yang bersifat potensial (kecerdasan), kurangnya kemampuan mental, seperti kurang perhatian, adanya kelainan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan, kurangnya energi untuk bekerja atau belajar karena kekurangan makanan yang bergizi, kurangnya penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan hal-hal fundamental dan kesiapan diri yang kurang matang.
Gangguan fisik: kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara dan gangguan kesehatan (sakit-sakitan).
Gangguan emosi: merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan orang, situasi, maupun kebutuhan, adanya perasaan yang kompleks (tidak karuan), perasaan takut yang berlebihan (phobia), perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari masalah yang dialami dan ketidakmatangan emosi.

b. Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor sosial adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau berkomunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa foto, suara (nyanyian, pembicaraan) dalam radio, TV, dan tape recorder. Sedangkan yang termasuk faktor nonsosial adalah: keadaan suhu udara (panas, dingin), waktu (pagi, siang, malam), suasana lingkungan (sepi, bising atau ramai), keadaan tempat (kualitas gedung, luas ruangan, kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat atau fasilitas belajar (ATK, alat peraga, buku-buku sumber, dan media komunikasi belajar lainnya).
Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar. Di sinilah penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka berhasil dalam belajar. Layanan bantuan yang seyogianya diberikan kepada para siswa adalah bimbingan belajar. Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan layanan, baik yang bersifat preventif maupun kuratif. Layanan yang bersifat preventif di antaranya dengan pemberian layanan informasi sebagai berikut: Sikap dan kebiasaan belajar yang positif, cara membaca buku yang efektif, cara membuat catatan pelajaran, cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar kelas, cara belajar kelompok, dan teknik menyusun laporan. Adapun bimbingan belajar yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki masalah atau kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Mengidentifikasi kasus, dengan cara membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus kelompok, dan menerima laporan dari setiap guru atau wali kelas tentang aktivitas belajar setiap siswa yang diduga bermasalah dalam belajar.
b.    Mengidentifikasi. letaknya masalah, dengan cara melihat kawasan tujuan belajar mana yang belum tercapai, dan melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum dikuasai.
c.    Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar (diagnosis). Faktor-faktor penyebab ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua laktor, yaitu: internal (yang berasal atau bersumber dari diri siswa itu sendiri) dan eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
d.    Prognosis, mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan penyembuhannya.
e.    Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan prognosis yang telah dilakukan.
Read more »

0 comments:

Post a Comment

Copyright © CORET-CORETAN 2013

Template By assaul