BAB
I
PENDAHULUAN
A. Garis Besar Isi Buku
Buku yang
berjudul ″10 Sifat Keteladanan Anjing″ ini disusun oleh Drs. M. Nipan
Abdul Halim yaitu ditujukan sebagai salah satu bahan kontribusi dalam rangka
meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. dalam penyusunannya buku ini
dipaparkan dengan sedikit uraian praktis dan sederhana, sehingga diharapkan pembaca
akan lebih mudah memahami konten dan maksud buku ini.
Secara umum,
buku yang dikaji ini adalah analisis mengenai sebuah hikmah penciptaan salah
satu makhluk Allah swt. yang dikenal dengan “anjing”, binatang yang dipandang
menakutkan, mengerikan dan dikategorikan sebagai najis mughaladzah. Meskipun
demikian, anjing merupakan salah satu makhluk yang Allah swt. ciptakan ke muka
bumi, dan segala sesuatu yang ada di bumi ini tentulah mempunyai manfaat
tersendiri bagi manusia pada umumnya dan bagi kaum muslimin pada khususnya.
Ungkapan segala sesuatu yang ada di bumi tentulah termasuk anjing di dalamnya. Pemanfaatan
rahasia penciptaannya, kehidupan sehari-hari dan sifat keteladanannya dapat
dijadikan bahan pelajaran, bahan penelitian, pemanfaatan keimanan dan sebagai
penunjang kehidupan rohani. Dalam buku yang berjudul “10 Sifat Keteladanan Anjing“ ini dipaparkan berbagai kemanfaatan (
hikmah ) dari anjing yang mudah-mudahan memberikan ilmu lebih dan membukakan
fikiran setiap orang bahwa segala sesuatu yang Allah swt. ciptakan tidak
sia-sia pasti dibalik semua penciptaan itu ada hikmah yang mesti dipelajari,
dihayati dan ditafakuri.
B. Permasalahan Inti
Secara umum,
kebanyakan dari manusia bahkan orang muslim sendiri tidak mengetahui secara
jelas bahwa dalam penciptaan seekor anjing memiliki berbagai hikmah yang bisa
dipelajari darinya. Beberapa permasalahan inti terkait buku yang dikaji adalah
sebagai berikut:
1. Apa
saja hikmah dari penciptaan anjing untuk manusia ?
2. Mengapa
harus mengambil hikmah dari penciptaan anjing ?
BAB
II
INTISARI
BUKU
Kaum muslimin tentunya mengimani
bahwa anjing merupakan salah satu binatang yang mengandung najis dalam hal ini
dikatakan najis mugholadzah. Najis yang paling berat dan cara mensucikannya
adalah dengan tujuh kali dibasuh dengan air dan salah satunya dengan debu.
Meskipun pada dasarnya anjing najis, namun ia merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah
swt. Dan pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan tidak akan terlepas dan
pasti mempunyai manfaat yang perlu diambil pelajaran oleh manusia pada umumnya
dan kaum muslimin pada khusunya. Sehingga ini akan kembali kepada pribadi
masing-masing, mampu atau tidak, mau atau tidak dalam mengambil manfaat itu.
Sehubungan dengan itu,
pemanfaatan anjing selain sebagai hewan pelacak di kepolisian, ia pun dapat
diambil manfaatnya dengan dipelajari, diamati rahasia keteladanannya dalam
berbagai aspek. Dan berikut merupakan beberapa manfaat yang dapat diambil dari
adanya perumpaan berupa anjing, diantaranya yang dikemukakan oleh Syekh
Muhammad Nawawi Al Jawi, ulama besar putra Indonesia yang sempat menjadi imam
besar mekah selama beberapa tahun, menjelaskan bahwa dalam penciptaan anjing
ternyata memiliki beberapa sifat keteladanan yang patut dipelajari, diamati dan
diamalkan. Hal ini beliau kemukakan dalam salah satu karyanya yang berjudul “Syarhu
Kaasyifatus Sajaa ‘alaa Safiinatin Najaa fii Ushuulid Diini Wal Fiqhi”
dalam sub pembahasan hikmah Sebagai berikut:
1.
Gemar
Mengosongkan Perut
Sifat keteladanan anjing pertama
ini adalah gemar mengosongksn perut. Sifat ini termasuk salah satu sifat orang
shaleh, orang-orang yang senantiasa berusaha berbuat yang terbaik bagi
kehidupannya. Pada dasarnya kebiasaan
setiap binatang rakus terhadap makanan, berbeda dengan anjing yang gemar
mengosongkan perutnya jelas hal ini tidak didasarkan pada kemampuan akalnya
untuk mengatur makanan yang masuk, melainkan atas instingnya belaka. Dengan
kata lain dia bertindak seperti itu karena ditakdirkan demikian. Allah swt.
meciptakan makhluk yang dikatakan najis mughaladzah ini dengan kehinaan yang
nampak menjijikan, disatu sisi Allah swt. memberikan keistimewaan padanya. Umat
islam diperintahkan untuk tidak berlebihan baik dalam makan, minum, berpakaian
hal ini didasarkan pada firman Allah swt. :
۞يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمۡ
عِندَ كُلِّ مَسۡجِدٖ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا
يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ ٣١
Artinya : “ Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan. “ ( Q.S Al-‘Araf : 31 )
Ayat ini jelas menunjukan kepada
seluruh anak adam, anjing tidak termasuk tapi kenapa anjing nampaknya justru
lebih memahami ketimbang anak adam ? buktinya mereka tidak berlebihan dalam
makan, dan jarang mendengar anjing yang perutnya buncit karena makan berlebih,
bagaimana dengan manusia ?
2.
Tidak tidur
malam kecuali sedikit
Sifat keteladanan anjing yang kedua
adalah tidak tidur malam kecuali sedikit atau sebentar. Dan sifat demikian
merupakan salah satu sifat dari orang-orang yang membiasakan shalat tahajud.
Dengan mengetahui dan mempelajari salah satu tanda kekuasaan Allah swt. yakni
dalam diciptakannya binatang berupa anjing dengan segala keistimewaan termasuk
keteladanannya dalam menyedikitkan tidur malam, sudah sepantasnya umat islam
tergugah hatinya dan bangkit untuk mencoba agar jangan sampai kalah dengan
anjing yang hina dan tak berakal.
3.
Bertetap hati
pada tuannya
Keteladanan anjing yang ketiga
adalah bertetap hati pada tuannya. Kalaupun seekor anjing itu diusir seribu
kali dalam sehari, ia tak bakalan hengkang dari pintu rumah tuannya. Sifat
keteladanan itu merupakan salah satu sifat orang sidik. Orang sidik yang
memiliki keteguhan iman yang kuat, tak mudah goyah oleh rayuan setan, tak mudah
rapuh oleh cobaan dan tak mudah bergeser oleh bujukan yang menyesatkan. Seekor
anjing yang dipelihara oleh tuannya, ketika hidupnya dipelihara, dicukupi
kehidupannya, dikasihi oleh tuannya. Kemudian ia pun bertetap hati hanya
tuannya itulah yang mesti dipertuan pantang mempertuan selainnya. Maka tentulah
sebagai seorang yang beriman hendaknya tidak mau kalah dengan anjing. Wajib
merasa dipelihara, dicukupi kebutuhan, dan dikasi oleh Allah swt. Dan sudah
sepatutnya wajib bertetap hati hanyalah Allah swt. yang wajib dipertuhan,
pantang mempertuhan selain-Nya.
4.
Zuhud
Sifat keteladanan anjing yang
keempat adalah pantang meninggalkan warisan setelah kematiannya. Hal ini
merupakan salah satu ciri orang yang zuhud. Dalam perkembangannya tidak pernah
didengar anjing mempunyai peradaban, apalagi kebudayaan, perkembangan yang
statis, lebih jauh lagi memiliki ahli waris sebagaimana manusia. Berbeda dengan
manusia yang diperintahkan untuk memberikan bekal yang cukup bagi kelangsungan
hidup keturunannya. Sehingga anak keturunan yang ditinggalkan tidak menjadi
generasi yang lemah, kelemahan yang bisa berupa, lemah harta, wawasan, ekonomi
dll.
Zuhud yang dimiliki seekor anjing
diperlihatkan oleh kehidupannya yang pantang menimbun harta, apalagi
menumpuk-numpuk kekayaan demi warisan keturunannya, tidak mencintai dunia
secara berlebihan. Kebutuhan dunia hanya diperjuangkan sebagaimana mestinya,
demi kecukupan hidup sehari-hari. Maka sikap demikianlah yang sepantasnya
diteladani, mengingat petunjuk Allah swt. dan Rasulnya banyak mengisyaratkan
demikian.
5.
Pantang bergaya
hidup mewah
Sifat keteladanan yang kelima
adalah senantiasa merasa puas mesti harus menempati tempat yang paling hina di
bumi ini. Dan sifat demikian merupakan salah satu tanda orang yang ridha
terhadap ketentuan Allah swt. Dengan meneladani sifat anjing ini seorang muslim
mampu menyikapi ketentuan Allah swt. atas dirinya dengan suka hati dan ridha.
Sehingga tak pernah menyesali takdirnya meskipun di tempat-tempat yang tidak
disukai, tak pernah dengki kepada siapapun atas nasibnya yang demikian.
Pantaslah manusia bisa berkaca akan kehidupan anjing yang demikian tidak
menyesali melainkan mensyukuri atas karunia yang telah Allah swt. berikan,
bukan dengan terus meratapi, menyesali dan mengabaikan akan ni’mat yang telah
diberikan.
6.
Berakhlak masa
kini
Sifat keteladanan yang keenam
adalah memandangi setiap orang yang memandanginya samapai dilemparkan sesuap
makanan kepadanya. Dan sifat yang demikian termasuk dari akhlak manusia masa
kini. Berakhlak masa kini dalam hal ini diartikan manusia pada dasarnya
membutuhkan keberadaan orang lain, terlebih pihak yang lebih tinggi derajatnya.
Bagi kaum muslimin yang sudah tentu pandangan mata hati kepada sang pemilik
segala sesuatu, pastilah akan memandangi manusia dengan kasih sayang berkenan melimpahkan
apa yang kita harapkan. Dengan membalas pandangan-Nya berupa mengingat-Nya
sampai mencurahkan ridha-Nya, mak Allah swt. pun tidak akan membiarkan dalam
kesendirian dan kekurangan.
7.
Pantang dendam
pada tuannya
Sifat keteladanan ketujuh adalah pantang
dendam terhadap tuannya. Kalaupun diusir dan dilempari batu, ia tak akan marah
dan menaruh dendam. Dan yang demikian merupakan salah satu sikap orang yang
benar-benar mencintai Allah swt. dan sangat merindukann-Nya. Dengan perumpamaan
anjing yang tetap setia dan tidak menaruh dendam akan perlakuan majikannya,
begitu juga manusia sepatutnya merasa ridha atas apa yang Allah swt. limpahkan
kepadanya, tetap setia dan tidak menaruh dendam. Bahkan seorang yang mencintai
dan merindukan Allah swt. akan senantiasa mensyukuri dengan sebenar-benarnya
syukur dan segala cobaan yang menimpanya disikapi dengan penuh kesabaran.
8.
Pantang
mempertahakan status quo (keadaan)
Sifat keteladanan yang kedelapan
adalah pantang mempertahankan status quo, ia tidak menghendaki kemapanan diri
yang berkepanjangan. Ketika tempat tinggalnya ditempati oleh yang lain, ia rela
menyingkir dan mencari tempat tinggal yang baru. Tindakan demikian adalah
termasuk sebagian tindakan orang yang terpuji. Apa yang dilakukan anjing dengan
mempertahankan keadaan adalah sebagai dalih sangat menyadari kekurangannya,
sehingga ketika muncul pihak lain yang lebih kompeten, segera ia serahkan
posisi yang sebelumnya diduki kepada pihak tersebut. Diserahkan dengan tulus
dan memilih tempat lain yang dianggap lebih tepat dengan posisi dan keadaannya
yang baru. Manusia yang sangat bersikukuh mempertahankan status kemapanan baik
di bidang ekonomi, politik, jabatan politik atau bidang yang lain sudah
seharusnya berkaca pada kehidupan anjing, sehingga pada dasarnya manusia
dituntut untuk tidak mempertahankan kemapanannya dengan berlebihan.
9.
Berpuas hati
atas setiap pemberian
Sifat keteladanan kesembilan adalah
berpuas hati atas setiap pemberian, sehingga apabila diberi makanan oleh
seseorang di suatu tempat, ia akan memakannya dengan lahap dan menginap sejenak
di tempat itu. Sifat yang demikian merupakan salah satu tanda orang yang bersifat
qana’ah. Jikalau anjing berterima kasih dengan cara demikian, maka kaum muslim
diajarkan supaya menggunakan ni’mat Allah swt. dengan sebaik-baiknya pada jalan
yang diridhai-Nya, mensyukuri dengan lebih taat dalam melaksanakan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya.
10. Bertawakkal
Sifat keteladanan yang kesepuluh
adalah tawakkal, kemanapun ia pergi pantang membawa bekal dan tidak persiapan
berlebihan dalam menyiapkan perjalanannya. Hal ini mengajarkan kepada umat
muslim supaya memiliki sifat tawakkal atau berserah diri kepada Allah swt.
Tentunya dalam hal ini tidak melupakan usaha dan sungguh-sungguh dalam
berihktiar berserah diri kepada Allah swt. Umat islam wajib berserah diri
kepada Allah swt. disertai dengan usaha dan ihktiar sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
BAB
III
PENUTUP
A. Analisis dan Pembahasan
Dalam buku ini dijelaskan bahwa keteladanan anjing
ini sangat luar biasa sehingga menjadi bahan kontribusi dalam rangka
meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. pemaparannya dijelaskan dengan sedikit
uraian praktis dan sederhana sehingga memudahkan untuk membacanya. Uraian dalam
menjelaskan keteladanan anjing ini dijelaskan dengan disertai keterangan dan
berbagai dalil yang memperkuat, mendukung dan berkaitan dengan topik yang
dijelaskan. Meskipun pada dasarnya penjelasan yang dipaparkan masih sedikit
menggunakan bahasa yang cukup mudah, namun inti dari topik yang dijelaskan
dapat difahami dengan mudah. Dalam hal ini, pembaca diuntungkan dengan tampilan
yang sederhana dan penjelasan yang singkat dan padat.
Keberadaan
anjing yang dikenal manusia pada khususnya hanya dipandang sebagai makhluk
najis, makhluk yang menjijikan dan jauh tidak membayangkan manfaat dan
keteladanan yang dapat diambil. Sudah barang tentu kesan anjing sering dikenal
dengan makhluk yang garang, sangar, menakutkan dan jauh dari sifat binatang
lain yang lebih baik darinya. Dalam sudut pandang lain, mengenai keberadaan
anjing di dunia pasti ada sesuatu hikmah yang mesti diambil keteladanannya.
Dalam Al-quran surat Al-baqarah ayat 29 disebutkan :
هُوَ
ٱلَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا ...
٢٩
Artinya : “ Dialah Allah, yang
menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”
Ungkapan “segala sesuatu yang ada
dibumi” tentulah termasuk anjing didalamnya. Maka secara jelas dapat diambil
manfaatnya, dengan jalan pandai-pandai dalam mengambil kemanfaatan darinya.
Sehubungan dengan itu, maka
pemanfaatan anjing selain sebagai pendukung keamanan dan dijadikan hewan
pelacak bagi kepolisian, ia pun dapat diambil hikmahnya dengan cara mengambil
rahasia keteladanannya atau rahasia kemanfaatan lainnya. Setidaknya ia merupakan
perumpamaan yang hak dari Allah swt. dan menjadikan salah satu pelajaran yang
menyebabkan orang-orang beriman mendapat petunjuk.
Pengambilan
anjing dalam menggali keteladanan pada dasarnya tidak terlalu baik dan bijak,
namun beranjak dari ayat sebelumnya bahwa semua yang ada di muka bumi
diciptakan untuk kelangsungan hidup manusia dan sudah tentu memiliki manfaat
dan keteladanan yang patut diambil hikmahnya oleh setiap manusia. Kita tahu
bawha dalam Al-quran dikisahkan mengenai anjing yang dikenal sebagai “Ashabul
Kahfi”, anjing yang senantiasa taat dan patuh terhadap majikannya dan tidak
membantah akan seluruh perintah majikannya, yang pada akhirnya dijelaskan bahwa
satu-satunya anjing yang masuk surga adalah anjing ashabul kahfi. Belajar dari
anjing ashabul kahfi sudah barang tentu orang yang berfikir akan selalu
berusaha mencari rahasia dibalik penciptaan dan kehidupan makhluk Allah swt.
B. Kesimpulan
Beberapa hikmah
dari penciptaan anjing yang dapat diambil hikmahnya oleh setiap orang adalah
sebagagai berikut ; Gemar mengosongkan perut, Tidak tidur malam kecuali
sedikit, bertetap hati pada tuannya, zuhud, pantang bergaya hidup mewah,
berakhlak masa kini, pantang mendendam tuannya, pantang mempertahankan status
quo, puas hati atas setiap pemberian, dan bertawakkal.
Makhluk yang
dinamakan anjing juga merupakan ciptaan Allah swt. dan setiap makhluk yang
diciptakan pada intinya mempunyai manfaat dan hikmah yang ada dan mesti
dipelajari oleh manusia. Karena anjing identik dengan makhluk yang mengerikan,
menjijikan dan tidak disukai banyak orang. Maka akan jarang orang yang belajar
dari kehidupan anjing itu sendiri sehingga disini penulis memunculkan
keteladanan anjing sebagai topik pembahasan dalam buku yang beliau tulis.
Sumber : 10 sifat keteladanan anjing oleh Drs. M. Nipan Abdul Halim